Belajar Menulis
Buku AjarBuku Belajar Menulis ini memuat berbagai teknik membuat tulisan. Pembaca akan tahu bagaimana cara menulis surat, puisi, tanggapan terhadap suatu permasalahan, aneka macam bentuk karangan dan sebagainya. Ungkapkan isi hatimu dengan tulisan.
Hikayat Bayan Budiman
Cerita RakyatCerita "Hikayat Bayan Budiman" ini ditulis oleh Ekawati. Cerita ini termasuk cerita berbingkai, sebagaimana cerita klasik pada umumnya dan dapat menjadi bahan bacaan siswa sekolah. Dalam cerita ini disebutlah nama Bayan yang budiman. Bayan adalah nama burung yang dapat berbicara, baik hati, dan memiliki sifat-sifat terpuji seperti layaknya manusia. Ia pun pandai bercerita tentang segala hal yang mengandung hikmah bagi siapapun yang mendengarnya. Isi ceritanya biasanya berupa nasihat yang bermanfaat, khususnya bagi manusia, seperti cerita tentang anak yang harus berbakti kepada kedua orang tuanya, istri yang harus setia kepada suaminya, dan manusia yang harus selalu berdoa memohon pertolongan Allah, Tuhan semesta alam ini. Ia tidak mau berbuat jahat,keji,dan berbicara yang tidak ada manfaatnya.Oleh karena itulah,ia disebut burung bayan yang budiman. Cerita rakyat ini sarat dengan nilai-nilai luhur, seperti imbauan atau ajakan untuk selalu berbuat kebaikan dan unsur keagamaan.
Tomanurun
Cerita RakyatCerita Tomanurun yang ditulis oleh Dewi Khairiah ini berasal dari sastra lisan Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Cerita ini mengisahkan Polo Padang yang melanggar sumpahnya sendiri. Dulu sebelum menikahi Putri Bungsu dari negeri kayangan, Polo Padang berjanji tidak akan pernah berkata kasar kepada istrinya. Akan tetapi, janji itu tanpa sengaja dilanggar Polo Padang. Akibatnya, Putri Bungsu dan putranya pergi ke kayangan meninggalkan Polo Padang. Karena kesepian ditinggal anak istrinya, akhirnya Polo Padang mencari mereka sampai ke negeri kayangan. Namun, kehadiran Polo Padang tidak diterima mertuanya, Raja Kayangan. Akhirnya, setelah melewati berbagai rintangan, Polo Padang berhasil melalui semua ujian yang diberikan Raja Kayangan. Polo Padang telah membuktikan betapa besar rasa cintanya kepada istri dan anaknya. Polo Padang diterima menjadi menantu Raja Kayangan. “Kembalilah kau bersama anak dan istrimu ke bumi sebagai tomanurun” kata Raja Kayangan. Tomanurun dalam bahasa Toraja artinya orang-orang yang diturunkan.
Misteri Banteng Wulung
Cerita RakyatCerita rakyat yang ditulis oleh Varida Ariyani ini berasal dari Jawa Barat. Cerita ini berkisah tentang Baginda Mahesa Ganggayang bermimpi bahwa Kerajaan Sumberkarang harus memiliki Banteng Wulung agar tetap berjaya selamanya. Untuk itu, Raja menitahkan Patih Jaya Santana untuk menemukan Banteng Wulung tersebut.Selama tujuh tahun pencarian, akhirnya Jaya Santanamenemukan Banteng Wulung di kerajaan Malwagiri yang dipimpin oleh raksasa bernama Baginda Kalaboja. Suatu ketika, Raja Jonggring menyerang kerajaan Giri Kancana. Raja Jonggring merasa sakit hati karena dikalahkan oleh Raden Jaya Purnama (putra mahkota kerajaan Sumberkarang) dalam sebuah sayembara.Beruntung, akhirnya Raja Jonggring dapat dikalahkan oleh Raden Jaya Purnama dibantu oleh Banteng Wulung.
Pakuela Sang Penguasa Baguada
Cerita RakyatCerita yang ditulis oleh Ie Hadi G. ini berasal dari Maluku. Cerita ini merupakan kisah kepahlawanan seekor buaya sakti bernama Pakuela. Sebelum menjadi seekor buaya, Pakuela adalah seorang pendekar sakti yang sering menolong orang miskin dan lemah. Pakuela mempunyai teman-teman yang baik. Mereka adalah para pendekar dari Gunung Arikawang bernama Simauw, Titariuw, Tuatanassy, dan Parera. Suatu hari, penduduk Pulau Buru diganggu oleh kedatangan seekor ular besar yang sangat meresahkan. Ular besar itu merupakan jelmaan pendekar sakti yang jahat. Penduduk Pulau Buru dan hewan ternak telah menjadi korban kekejamannya. Meskipun demikian, ular pengganggu itu kalah dalam pertarungan melawan Pakuela karena tidak sanggup melawan kesaktian buaya sakti itu. Penduduk Pulau Buru mengundang Pakuela, Simauw, Titariuw, Tuatanassy, dan Parera dalam jamuan makan merayakan kemenangan.
Si Kabayan
Buku LiterasiCerita "Si Kabayan" yang ditulis oleh Mohammad Rizqi berasal dari Jawa Barat. Cerita ini mengisahkan seorang laki-laki pemalas. Pekerjaannya hanya tidur dan melamun. Suatu hari, istrinya meminta Kabayan mencari tutut di sawah. Si Kabayan pergi ke sawah dan tidak pulang sampai sore. Si Iteung, sang istri, merasa khawatir lalu ia pergi menyusul si Kabayan ke sawah. Di sawah, didapatinya si Kabayan sedang mengorek-ngorek tutut dari pematang sawah. Dia tidak mau turun ke sawah karena dia mengira bahwa sawahnya dalam. Melihat hal itu, si Iteung merasa kesal dan mendorong si Kabayan ke dalam sawah hingga basah kuyup.
Kamanippah Leluhur Orang Enggano
Cerita RakyatCerita "Kamanippah Leluhur Orang Enggano" yang ditulis Sarwo Ferdi Wibowo berasal dari Bengkulu. Cerita ini mengisahkan tentang leluhur orang Enggano yang mengarungi lautan untuk menemukan tempat tinggal baru. Mereka pergi dalam dua rakit besar, tetapi sayangnya hanya satu rakit yang berhasil mencapai Pulau Enggano. Belum lama mereka menetap, datanglah banjir besar yang merendam seluruh daratan Enggano. Hanya satu orang yang selamat, dia bernama Kamanippah. Kamanipah yang kelaparan lalu mencari dan memecahkan kerang. Dari kerang tersebut muncul tiga orang wanita yang membantunya mencari makanan. Kamanippah lalu menikahi wanita tersebut yang menjadikan mereka leluhur orang Enggano.
Dauppare
Cerita RakyatCerita “Dauppare” yang ditulis oleh Marlina Arisnawati merupakan cerita yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Cerita ini berkisah tentang seorang anak bernama Dauppare yang cerdas, kreatif tapi keras kepala,dan sering melakukan kesalahan. Suatu hari, Ia mencampur beras yang ia masak dengan jerami, hal tersebut ia lakukan dengan tujuan berhemat. Ibunya yang melihat haltersebutmenjadimarahdanmenasihatinya. Dauppare merasa sakit hati karena dimarahi ibunya, maka ia pergi menaiki kerbau sambil menaburkan berasdijalan.KarenaperbuatannyatersebutDewata menjadi murka dan mengutuk Dauppare menjadi batu. Cerita ini mengajarkan kita untuk bersikap jujur dan menghormati kedua orang tua.
Karena Berebut Kelekak
Cerita RakyatCerita "Karena Berebut Kalekak" yang ditulis oleh Hidayatul Astar berasal dari Kepulauan Bangka Belitung. Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan beragam jenis binatang seperti kera, lutung, burung, tupai, dan binatang lainnya. Di hutan tersebut, penghuni hutan memetik dan memakan segala jenis buah-buahan sepuasnya dengan syarat buah yang dipetik adalah buah yang sudah matang. Aturan tersebut dibuat agar semua buah-buahan tidak terbuang sia-sia dan dapat dinikmati oleh semua penghuni hutan. Namun, sekelompok lutung melanggar aturan tersebut. Mereka memetik semua buah-buahan baik yang sudah matang maupun yang masih muda dan memakannya dengan rakus tanpa menyisakannya untuk penghuni hutan yang lainnya. Perbuatan kelompok lutung ini meresahkan penghuni hutan lainnya. Ketua kera mengajak penghuni hutan lainnya untuk melaporkan kelompok lutung kepada ketua adat yang bernama Datuk Legam. Mereka lalu bersepakat untuk mengusir lutung dari hutan dengan sebuah siasat yaitu mengajak ketua lutung bermain teka-teki. Pemain yang kalah akan mendapatkan hukuman pengusiran dari hutan. Dengan segala muslihat, ketua lutung mengalami kekalahan dan berhasil diusir dari hutan.