Kisah Datu Diyang
Cerita RakyatCerita "Kisah Datu Diyang" ditulis oleh Siti Akbari berasal dari Kalimantan Selatan. Cerita ini mengisahkan seorang wanita yang bernama Diyang. Sehari hari, ia membantu ibunya mengikat dedaunan untuk dijual dan menyiram bunga. Banyak orang mengagumi kebaikan Diyang, dan Diyang pun dipersunting oleh seorang pemuda. Setelah sekian lama berumah tangga, Diyang pun belum dikaruniai keturunan. Suatu hari, Diyang mengalami kejadian ajaib. Seorang wanita tua mendatangi Diyang dan mengajarkan bagaimana membantu persalinan. Sejak saat itu, ia terkenal sebagai dukun beranak dengan sebutan Datu Diyang. Persaingan antara dukun beranak pun kerap terjadi. Akan tetapi, Diyang berusaha untuk menjaga hubungan baik karena tujuannya adalah untuk membantu proses persalinan. Ia tidak ingin sebagai sesama profesi penolong orang lain, malah jadi pemicu permusuhan. Diyang memahami bahwa silaturahmi adalah salah satu upaya untuk menjaga hubungan yang baik. Tidak berapa lama melakoni pekerjaannya sebagai dukun beranak kampung, ia pun dianugerahi seorang anak.
Karupet Si Anak Ikan Duyung
Cerita RakyatCerita ini ditulis oleh Purwaningsih dan berasal dari Papua Barat. Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang terlahir dari seekor ikan duyung yang bernama Karupet. Karupet adalah pemuda yang rendah hati, tangguh, dan pantang menyerah. Karupet menikah dengan wanita yang bernama Ajolo. Seekor buaya ajaib telah membantu Ajolo melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Meles. Sang buaya ajaib berpesan pada Karupet dan seluruh keluarganya untuk tidak memburu binatang yang ada di sungai Warsamsung. Pada suatu saat, Meles, melakukan kesalahan dengan memburu seekor buaya yang ada di sungai Warsamsung. Sebagai hukumannya, Meles dibawa oleh buaya ajaib untuk menggantikan buaya yang telah diburunya.
Panglima To Dilaling
Cerita RakyatCerita "Panglima To Dilaling" yang ditulis oleh Ririen Ekoyanantiasih merupakan cerita yang berasal dari Sulawesi Barat. Cerita ini mengisahkan Kerajaan Balanipa yang dipimpin oleh seorang raja bernama Balanipa yang adil dan bijakasana kepada rakyatnya. Namun, raja Balanipa ingin memerintah seumur hidupnya di kerajaan, maka dari itu ia selalu membuang bayi laki lakinya. Berbeda dengan dua bayi laki laki sebelumnya, bayi ketiga permaisuri disembunyikan oleh Panglima Mosso di Pulau Salemo. Bayi itu tumbuh dengan baik dan menjadi panglima di Kerajaan Goa. Dia dijuluki sebagai Panglima To Dilaling dan dialah yang membantu melawan Raja Lego yang bengis dan jahat di Kerajaan Balanipa menggantikan ayahnya yang sudah meninggal. Akhirnya, setelah Raja Lego tewas, Panglima To Dilaling menjadi raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana pula serta menyayangi semua keluarganya.
Puti Banduik
Cerita RakyatCerita “Puti Banduik” yang ditulis oleh Krisnawati merupakan cerita yang berasal dari Sumatera Barat. Cerita ini mengisahkan tentang Sungai Tolang.Sungai Tolang adalah nama suatu jorong, setingkat desa di Minangkabau. Di Jorong Sungai Tolang terdapat tiga buah batu berbentuk tiga sosok manusia. Tiga batu itu oleh masyarakat setempat dinamai Batu Puti Banduik. Konon, asal-usul terbentuknya tiga batu tersebut adalah akibat pelanggaran terhadap adat pergaulanantaralaki-lakidanperempuan.Cerita ini mengajarkan supaya kita selalu berperilaku baik dan menjaga adat istiadat yang berlaku di suatu tempat.
Meriam Tegak
Cerita RakyatCerita “Meriam Tegak” yang ditulis oleh Faisal Gazali merupakan sastra lisan yang berasal dari daerah Dabo Singkep, Kepulauan Riau. Cerita ini mengisahkan tentang seorang kakek bernama Encik Nuh yang diminta istrinya, Encik Walek, untuk memindahkan meriam tua yang ada di halaman rumah mereka. Dengan kesaktian dan kepandaian yang dimilikinya, Encik Nuh sangat percaya diri bisa memindahkan meriam itu. Namun, setelah melalui berbagai usaha, meriam itu tidak bergeser bahkan sedikit pun. Karena sibuk memikirkan usaha memindahkan meriam, hubungan Encik Nuh dan tetangga sekitarnya pun menjadi renggang. Encik Walek meminta suaminya untuk menghentikan perbuatannya, namun Encik Nuh tidak mau mendengarkan dan berubah menjadi keras kepala karena kesombongannya. Akhirnya, Encik Nuh pun menyadari kesombongan dan keegoisannya lah yang membuatnya sulit mengangkat dan memindahkan meriam itu.
Si Anak Emas Radin Jambat
Cerita RakyatCerita “Si Anak Emas Radin Jambat” yang ditulis oleh Yuliadi M. R. berasal dari daerah Lampung. Cerita ini mengisahkan tentang suatu negeri yang bernama Negeri Pasar Turi, Lampung. Negeri Pasar Turi merupakan pusat kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Tanjung. Raja Tanjung memiliki tujuh istri, akan tetapi belum dikaruniai seorang putra mahkota sehingga membuatnya hatinya sedih. Suatu ketika, setelah bertapa beberapa lama, raja mendapatkan petunjuk dan memberikan buah merah bulat kepada permaisuri. Kemudian permaisuri pun melahirkan seorang pangeran yang tampan dengan tangan kanannya menggenggam telur berwarna emas, sedangkan tangan kirinya memegang batu cincin permata. Oleh sebab itu, pangeran tersebut diberi nama Pangeran Emas Radin Jambat.
Naga Emas Danau Ranau
Cerita RakyatCerita “Naga Emas Danau Ranau” yang ditulis oleh Yulfi Zawarnis berasal dari daerah Lampung. Cerita ini mengisahkan tentang seekor naga besar bersisik emas yang menjaga Danau Ranau. Naga ini awalnya adalah naga yang jahat karena sering menyebabkan kerugian dan mencelakakan masyarakat sekitar. Naga ini senang menculik manusia dan merampas hewan ternak milik penduduk. Hingga pada suatu ketika, seorang pemuda bernama Rakian Sukat, melakukan pertapaan dan berhasil mengalahkan sang naga. Namun, Rakian Sukat harus rela menderita penyakit aneh akibat kutukan sang naga saat pertarungan. Atas petunjuk Yang Maha Kuasa, Rakian Sukatpun kembali bertapa di sekitar Danau Ranau dan sang naga yang dulu dia kalahkan kembali muncul. Namun, kali ini sang naga menolong Rakian Sukat dan menyembuhkan penyakitnya. Sejak saat itu, masyarakat di sekitar Danau Ranau percaya naga itu akan muncul ke permukaan dan memberikan teguran apabila masyarakat sekitar danau berniat melakukan perbuatan jahat.
Terkepung Jubung
TematikCerita ini mengungkap ide sederhana. Menyadari desa tempat tinggalnya berdiri puluhan jubung atau tungku pembakaran batu kapur yang berakibat gersangnya lingkungan dan polusi udara, seorang anak kelas enam SD bernama Didin dan teman-temannya tergerak untuk menanam keres. Jalan berliku pun dilalui, hingga akhirnya lingkungan desanya pun berubah menjadi rimbun oleh pepohonan. Setidaknya di tengah gempuran asap dan debu yang terus mengalir dari jubung-jubung itu, desanya punya penyaring udara.