Sang Piatu Menjadi Raja
Cerita RakyatCerita "Sang Piatu Menjadi Raja" yang ditulis oleh Halimi Hadibrata berasal dari Bengkulu. Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan seorang pemuda yatim piatu bersama neneknya. Karena kesolehannya, Raja Mulia menikahkan pemuda tersebut dengan putri mahkota. Walaupun tinggal di istana, pemuda ini tetap rendah hati. Setelah Raja Mulia meninggal, pemuda piatu dinobatkan menjadi raja. Cerita ini menajarkan kita untuk selalu taat kepada Tuhan, menolong orang lain, dan memberi contoh bahwa setiap perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik pula.
Putri Kumalasari
Cerita RakyatCerita yang ditulis oleh Djamari ini berasal dari Kalimantan Utara. Suatu hari, Putri Kumalasari dari Kerajaan Antah Berantah mengalami sakit parah. Satu-satunya obat penawar sakit sang putri adalah bulu perindu yang berada di Gunung Masmas. Karena pengawal kerajaan gagal menemukan bulu perindu, akhirnya Raja Kasmidun mengadakan sayembara. Sayembara dimenangkan oleh seorang pemuda desa bernama Ujang. Sebagai imbalannya, Ujang dinikahkan oleh Raja Kasmidun dengan Putri Kumalasari. Kisah ini mengajarkan sikap pantang menyerah untuk mendapatkan keinginan.
Kisah Tiga Dewa Pendiri Jagat Besemah
Cerita RakyatCerita “Kisah Toga Dewa Pendiri Jagat Besentah” yang ditulis oleh Dian Susilastri merupakan cerita yang berasal dari Sumatera Selatan. Besemah adalah nama suku yang mendiami daerah lembah Gunung Dempo di Kota Pagaralam,Sumatra Selatan. Daerah yang didiami oleh suku Besemah itu kemudian disebut juga dengan tanah Besemah. Menurut kisah para orang tua, ada tiga dewa yang menjadi puyang (nenek moyang) jeme Besemah, yaitu Dewa Gumay, Dewa Semidang, dan Dewa Atung Bungsu. Mereka bertigalah yang memiliki peran masing-masing dalam mendirikan Jagat Besemah. Mereka juga memiliki kisah dan pengalaman dalam mengemban misi mendirikan jagat Besemah. Cerita ini mengajari tentang peran setiap orang dalam hidup. Dengan peran itu, semua orang memiliki tujuan cara yang berbeda beda untuk mencapai sebuah tujuan hidup.
Legenda Telaga Alam Banyu Batuah
Cerita RakyatCerita yang ditulis oleh Hestiyana berasal dari Kalimantan Selatan. Kisahnya berlokasi di Pegunungan Meratus yang memiliki cerita yang penuh misteri. Masyarakat suku Bukit yang berdiam di belantara hutan seputar kedua sisi Gunung Meratus memiliki cerita tersendiri tentang Pegunungan Meratus. Diceritakan bahwa gunung di sana memang berjumlah seratus gunung. Namun, yang dapat dihitung gunungnya hanya ada sembilan puluh sembilan buah. Lalu, satu gunung lainnya merupakan induk dan puncak tertinggi yang jarang dapat dilihat secara kasat mata. Dari kaki gunung menuju ke puncak itu bertingkat tujuh belas tingkat naik dan tujuh belas turun.Orang- orang tua menuturkan bahwa puncak tertinggi itu merupakan suatu tempat kediaman Maharaja Meratus yang tak bisa dilihat oleh sembarang orang atau gaib, terkecuali jika dikehendaki oleh sang Maharaja.
Kampung Tarondam
Cerita RakyatCerita "Kampung Tarondam" yang ditulis oleh Devi Fauziyah Ma'rifat berasal dari daerah Riau. Cerita ini mengisahkan tentang Negeri Saban yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Raja Bandara. Negeri ini sangat subur, penduduknya bertani, berladang, dan menyadap karet. Raja sangat memikirkan kemakmuran rakyatnya. Suatu hari, raja pergi berburu ke hutan dan mendapatkan seekor kera putih yang kemudian dibawa ke istana dan dianggap seperti anaknya sendiri. Kera putih ini diberi nama Kasih. Raja Bandara belum memiliki istri tetapi ia harus segera menemukan putra mahkota sebagai penerus tahta kerajaan. Raja yang sangat menyayangi kera Kasih, berniat menikahkannya dengan seorang pemuda baik bernama Malim Sampai. Saat akan dinikahkan, Malin Sampai sangat terkejut ketika melihat pengantin wanitanya adalah seekor kera betina. Malin Sampai pun berteriak dan berbicara kepada raja bahwa ia tidak dapat menerima semuanya. Tiba-tiba, air bah pun datang hingga menggenangi seluruh kerajaan. Akibat perbuatan tidak adilnya pada Malin Sampai, kerajaan yang dipimpin Raja Bandara pun hilang dalam sekejap terendam air bah. Hingga saat ini, daerah ini dikenal dengan ‘Kampung Tarondam’ dan bukit yang berada di tengahnya diberi nama ‘Bukit Kasih Tak Sampai’.
Pangeran Barasa
Cerita RakyatCerita yang ditulis oleh Nuraidar Agus ini berasal dari Sulawesi Selatan. Cerita yang mengisahkan negeri Barasa pada masa lampau. Pada abad ke-17 para bangsawan di Kerajaan Barasa sedang menghadapi situasi sulit, yaitu mereka harus memilih tetap menjadi hamba Kerajaan Gowa atau berpaling dengan berpihak pada Kerajaan Bone,yang pada saat itu hendak melakukan pemberontakan untuk melepaskan diri dari tekanan Kerajaan Gowa. Jika tetap setiap ada Kerajaan Gowa, Kerajaan Barasa akan tetap menjadi hamba selamanya. Akan tetapi, jika memihak pada Kerajaan Bone, ada kemungkinan mereka akan merdeka. Apalagi bila Kerajaan Bone yang dipimpin Arung Palakka mampu memenangkan peperangan. Situasi yang sulit itu memaksa raja dan Panglima Barasa menjatuhkan pilihannya.Cerita ini mengajarkan bahwa dalam hidup, kita akan menemui pilihan yang sulit dan kita harus bijaksana dalam menentukan pilihan demi masa depan yang lebih baik.
Nyai Balau
Cerita RakyatCerita "Nyai Balu" berasal dari Kalimantan Tengah. Cerita yang ditulis oleh Tjak Bosari ini berkisah tentang Nyai Balu, seorang putri cantik dari Kerajaan Palangka. Suatu hari, sang putri diculik oleh Negeri Gajah. Kehilangan sang putri membuat seluruh Negeri Palangka berduka. Raja Palangka pun memerintahkan seorang pemuda bernama Supak untuk menyelamatkan Nyai Balu. Berbagai rintangan dihadapi Supak untuk mengembalikan sang putri. Berkat keberanian, kejujuran dan kesabarannya, keberhasilannya pun menghampirinya. Akan tetapi, saudaranya, Gantang, mengkhinati Supak dengan mengaku kepada sang raja bahwa dia lah yang telah menyelamatkan Nyai Balu. mengetahui hal tersebut, Nyai Balu membongkar kebohingan Gantang. Raja menjadi marah, tetapi Supak memaafkan Gantang. Sejak saat itu, kemujuran terjadi di Negeri Palangka yang pada saat itu berada dibawah kepemimpin Supak dan istrinya, Nyai Balu
Cerita Air Tukang
Cerita Rakyat"Cerita Air Tukang" adalah cerita rakyat yang berasal dari Provinsi Maluku. Cerita ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Obeth yang mengambil selendang seorang bidadari bernama Angle. Obeth menghampiri bidadari yang sedang kebingungan tersebut dan menawarkan bantuan. Singkat cerita kebaikan Obeth membuat bidadari tersebut jatuh hati kepada Obeth sehingga mereka pun menikah. Obeth dan Angle dikaruniai dua orang anak laki-laki yang tampan dan baik hati. Pada suatu hari ketika sedang beres-beres Angle menemukan bambu yang di dalamnya tersimpan sayap yang selama ini dia cari. Angle yang merasa sakit hati karena merasa dibohongi dan juga rasa rindu yang begitu dalam untuk kembali ke kahyangan akhirnya pada malam bulan purnama ia memutuskan untuk kembali ke kahyangan. Namun, sebelum kembali ke kahyangan Angle berpesan kepada anaknya bahwa setiap malam bulan purnama buatlah api unggun karena dia akan mengirimkan hadiah untuk mereka. Hadiah itu akan terikat dengan seutas tali dan mereka diminta tidak boleh membukanya dengan cara memotong, baik dengan pisau maupun dengan parang.
Lurah Tua Desa Tenjolaut
Cerita RakyatCerita yang disadur oleh Denda Rinjaya dari tulisan Ani Mariani ini mengisahkan kehidupan seorang lelaki tua bernama Mas Marta Menggala dan keluarganya dari Desa Tenjolaut. Sebagai lurah yang telah lama memimpin Desa Tenjolaut, Mas Marta Menggala sangat dihormati oleh penduduk desa. Tidak hanya merupakan tokoh yang dihormati, ia juga orang kaya di desa itu. Namun demikian, keluarga Mas Marta Menggala banyak dihinggapi masalah, terutama anak-anaknya. Anak-anaknya saling berebut harta sang bapak. Mas Marta Manggala merasa bahwa sifat buruk anak-anaknya diakibatkan oleh dirinya yang jauh dari agama. Akhirnya dia berusaha berubah dengan cara mendekatkan diri kepada agama. Kehidupan Mas Marta Manggala pun berangsur membaik.
Langkuse dan Putri Rambut Putih
Cerita RakyatCerita rakyat yang ditulis oleh Budi Agung Sudarmanto ini berasal dari Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Kisah ini bercerita tentang dua bersaudara, Langkuse dan Putri Rambut Putih. Mereka telah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Langkuse mengasuh adiknya dengan baik dan tumbuh menjadi pemuda yang gagah perkasa, sakti, lagi baik hati. Putri Rambut Putih juga seorang gadis yang periang, dan supel. Akan tetapi, mereka berdua tidak suka ada kesewenang-wenangan terjadi kepada diri mereka atau menimpa orang-orang di sekitarnya. Langkuse dengan kesaktiannya akan mengenyahkan orang-orang tersebut. Rambut putih bisa membuat rambut orang-orang yang jahat kepadanya berubah menjadi putih apabila diludahi olehnya. Cerita ini mengandung pesan untuk tidak berbuat jahat kepada siapapun sebab setiap perbuatan akan mendapat balasan.