Bau Wangi Taru Menyan
Cerita RakyatCerita rakyat yang ditulis oleh Puji Retno Hardiningtyas ini berasal dari Bali. Cerita ini berkisah tentang perjalanan Putra Sulung Dalem Solo untuk mencari sumber bau harum. Dalam waktu bersamaan, bau harum itu tercium hingga ke langit. Sang Dewi yang terpesona akan bau harum pun mencari-cari sumber bau wangi tersebut. Sang Dewi berjanji, jika menemukan sumber wangi itu, di mana pun berada, maka Sang Dewi akan menjaga bau wangi itu. Ringkas cerita, Putra Sulung Dalem Solo bergelar Ratu Sakti Pancering Jagat menemukan sumber wangi dan menikah dengan Sang Dewi yang bergelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar. Supaya wilayah mereka tidak diserang oleh kerajaan lain yang tertarik dengan bau wanginya, Raja memerintahkan untuk meletakkan jenazah rakyatnya yang meninggal di dekat pohon Taru Menyan.
Buah Ajaib
Cerita RakyatCerita "Buah Ajaib" yang ditulis oleh Imelda berasal dari daerah Riau. Cerita ini mengisahkan tentang sepasang suami istri bernama Pak Diman dan Bu Diman yang tinggal di sebuah desa yang terpencil. Mereka mengandalkan upah berladang milik orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setelah sekian lama belum dikaruniai anak, akhirnya Tuhan memberikan tujuh orang anak laki-laki kepada mereka. Namun, sayang sekali ketujuh anak tersebut terlahir buta. Pak Diman dan Bu Diman sangat kecewa lalu membuang ketujuh anaknya itu ke hutan belantara. Ketujuh kakak beradik itupun mencoba hidup mandiri sampai akhirnya mereka menemukan buah 'taye'. Buah itulah yang akhirnya dapat membuat mereka bisa melihat. Setelah sekian lama hidup di hutan, mereka bertemu kembali dengan orang tuanya dan memutuskan untuk memaafkan keduanya.
Ekosistem di Lereng Gunung Agung
Cerita RakyatCerita rakyat yang ditulis oleh Ketut Suprajana ini berasal dari Bali. Cerita ini berkisah tentang tokoh bernama Rai. Dia tinggal di lereng Gunung Agung bersama keluarganya. Gunung Agung merupakan tempat yang sangat indah dan asri. Mayoritas penduduk di tempat itu adalah petani karena Gunung Agung memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah dan berbagai tanaman Suatu hari tanaman-tanaman hutan di sekitar lereng Gunung Agung mulai dijarah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini akhirnya merusak ekosistem di lereng Gunung Agung. Masyarakat desa di lereng Gunung Agung pun akhirnya sepakat bergotong royong untuk mengembalikan ekosistem dengan cara mengeluarkan awig-awig banjar adat atau peraturan-peraturan adat. Sejak saat itu, tidak ada lagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang menjarah kekayaan alam Gunung Agung.
Betawol
Cerita RakyatCerita rakyat yang ditulis oleh Suwanti ini berasal dari Kalimantan Utara. Cerita ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Betawol yang artinya gagah dan tampan. Walau miskin, Betawol itu selalu semangat, tekun, dan bekerja keras untuk menafkahi kedua orang tuanya yang renta. Suatu hari Betawol melihat tujuh bidadari yang sedang mandi di danau. Satu bidadari bernama Dedari gagal kembali ke kayangan karena pakaiannya tidak ditemukan. Betawol memperistri Dedari. Semenjak itu, keluarga Betawol hidup bahagia dan makmur, bahkan padi di lumbung tidak pernah habis walau dimakan setiap hari. Semenjak itu, pula Betawol sering membuat irau/birau (pesta) untuk mensyukuri kejayaan itu. Setiap irau, para undangan kagum pada kecantikan Dedari sehingga Betawol memaksa Dedari untuk menari demi menghibur para tamu. Dedari menari menggunakan baju kayangan yang dicuri dan disimpan Betawol. Seiring dengan lengkingan gamelan tubuh Dedari melayang ke langit. Betawol dan anaknya berupaya mengejar Dedari. Namun mereka terjerumus dalam gelombang tujuh (pertemuan arus sungai dan derasnya gelombang laut). Atas izin Yang Mahakuasa, anak Betawol selamat namun Betawol tidak dapat diselamatkan.
Vuyul Punsu Negunggun
Cerita RakyatCerita berjudul "Vuyul Punsu Negunggun" ditulis oleh Siti Rahmah dan berasal dari Sulawesi Tengah. Akibat serangan Raja Tinombo, Raja Babolo tewas dan kedua anaknya, yaitu Madianggalang dan Vulangnembua diselamatkan oleh panglima perang kerajaan bernama Lagilot. Kedua anak raja tersebut dibesarkan di hutan. Pada saat kekurangan makanan, Madianggalang mendengar berita kabar tentang adiknya yang memelihara Burung Wayang yang pandai mencari ikan. Madianggalang akhirnya meminjam burung Wayang kepada Vulangnembua. Namun, Madianggalang menjadi serakah dan tidak mengembalikan burung Wayang. Singkat cerita Madianggalang dikutuk menjadi batu dikarenakan keserakahannya dan ternyata burung Wayang merupakan jelmaan pangeran Tadingkura. Vulangnembua akhirnya menikah dengan pangeran Tadingkura. Cerita rakyat ini sarat dengan nilai- nilai ajaran moral, di antaranya nilai kejujuran dan menepati janji.
Joko Dolog
Cerita RakyatCerita "Joko Dolog" yang ditulis oleh Dian Roesmawati berasal dari Jawa Timur. Cerita ini mengisahkan seorang putri cantik bernama Dewi Purbawati yang hidup di Surabaya. Banyak pangeran yang ingin melamarnya termasuk Pangeran Situbondo dari Madura, dan Pangeran Jaka Taruna dari Kediri. Keduanya diberi syarat oleh Adipati Jayengrana untuk membuat pemukiman dengan membuka lahan di hutan barat Surabaya. Pangeran Situbondo bekerja keras membuka hutan, tetapi Jaka Taruna berbuat licik dengan menghasut Joko Jumput untuk mengalahkan Situbondo. Akan tetapi, kebohongan Jaka Taruna terbongkar. Akhirnya adipati mengutuk Jaka Taruna menjadi patung. Kemudian, patung itu dikenal Joko Dolog.
Kisah Marga Sani dan Marga Mayor
Cerita RakyatCerita “Kisah Marga Sani dan Marga Mayor” yang ditulis oleh Jonner Sianipar berasal dari daerah Papua. Cerita ini mengisahkan tentang kekerabatan antara Marga Sani dan Marga Mayor yang berawal dari jasa seekor anjing jantan bernama Sento. Anjing itu menjadi penunjuk kedatangan Marga Sani yang bertemu dengan Marga Mayor di sisi pantai. Walik Fam (Marga Sani) dan Usman Mayor (Marga Mayor) adalah orang As yang berasal dari Tidore, Maluku. Awalnya mereka menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi karena tidak memahami bahasa masing-masing. Namun, pada akhirnya mereka bisa saling mengerti bahasa satu sama lain.
La Tadamparek Puang Rimaggalatung
Cerita RakyatCerita "La Tadamparek Puang Rimaggalatung" ditulis Andi Herlina ini berasal dari Sulawesi Selatan. Palakka adalah salah satu kerajaan yang cukup makmur, yang diperintah oleh Raja (Arung) Palakka. Seorang pemimpin yang sangat dicintai oleh rakyatnya. Beliau memerintah dengan adil dan bijaksana. Tidak heran jikalau ia selalu disanjung dan dipuja oleh rakyat Palakka. Namun, di balik kesuksesannya, ada hal yang ia gelisahkan. Di usianya yang sudah tua, ia belum memiliki calon pewaris takhta Kerajaan Palakka. Anaknya We Tenri Lawiyang telah dinikahkan dengan La Tompiwanua, seorang keturunan dari Kerajaan Cinnotabi, belum juga dianugerahi anak. Setiap hari Arung Palakka tidak bosan-bosannya memohon kepada dewata agar kelak sebelum ia meninggal, ia memperoleh cucu dari garis keturunannya sendiri. Rakyat Palakka pun turut merasakan kegelisahan Arung. Mereka dengan rela dan ikhlas berdoa semoga di istana lahir seorang anak pewaris Kerajaan Palakka. Cerita ini mengandung pesan bahwa seorang pemimpin harus memerintah dengan adil dan bijaksana demi kepentingan rakyat.
Manik-Manik Sakti dari Pohon Ngoi
Cerita RakyatCerita “Manik-manik Sakti dari Pohon Ngoi” yang ditulis oleh I Made Subandia berasal dari daerah Papua. Cerita ini mengisahkan tentang sebuah kampung yang terletak di Perbukitan Yansu di wilayah Kemtuk Gresi, Lembah Grime. Kampung Yansu dipimpin oleh seorang kepala suku yang bernama Yansu Meiram. Ia adalah orang yang hebat dan juga bijaksana. Kampung Yansu memiliki kekayaan yang melimpah karena terdapat benda-benda pusaka yang diberikan kepada setiap suku. Selain itu, pusaka-pusaka tersebut juga menjadikan setiap daerah memiliki hasil panen yang melimpah ruah. Salah satu benda pusaka itu adalah manik-manik dari pohon Ngoi. Cerita ini mengajari kita untuk selalu bersyukur dan menjaga kekayaan alam Indonesia sebab alam Indonesia yang kaya dapat menghasilkan banyak manfaat bagi manusia.
Puan dan Si Taddung
Cerita RakyatCerita yang ditulis oleh Aminudin Rifai berasal dari Kalimantan Timur. Taddung adalah pemuda yang cerdas dan sakti. Taddung selalu membantu warga Tanjung Batu terbebas dari gangguan para lanun (perampok). Dia sangat menyayangi ibunya. Suatu ketika, ibunya meminta Taddung mencari Kijang Suci. Tanpa pikir panjang Taddung segera berangkat. Namun, sayang ketika berhasil menemukan Kijang Sakti, ibunya telah meninggal dunia. Akhirnya, Taddung menikah dengan perempuan bernama Puan dan mengajarkan warga Tanjung Batu ilmu yang telah didapat selama berjalan mencari kijang sakti. Kisah ini mengajarkan mengenai sikap pantang menyerah dalam menjalani hidup meski hasilnya tidak selalu seperti yang diharapkan.